Menjadi Tukang Parkir Dadakan

>> Sunday, June 27, 2010

Musim libur telah tiba, kampus tidak serta merta menjadi sepi namun tak seramai biasanya. Tidak ada aktifitas kuliah. Yang ada hanya aktifitas kantor dan mahasiswa yang mengurus sesuatu yang sesekali singgah di mace-mace baik untuk makan, minum atau hanya sekedar ngobrol dengan teman.

Suasana mabes edelweis masih seperti biasa, beberapa anggota datang dan pergi silih berganti sehingga tak pernah kosong. Yang berbeda akhir-akhir ini adalah kreatifitas anggota yang sedikit bertambah. Ada saja hal baru yang muncul untuk dikerjakan bersama-sama. Ide biasanya muncul ketika berkumpul di meja ketua dan dari sebuah kursi sofa yang entah muncul tiba-tiba. Wall climbing telah diberi atap serta tempat duduk lengkap dengan penerangannya yang terpasang permanen. Sebentar lagi akan terpasang paving block setelah tanah di depannya telah diratakan hampir semalaman. Beberapa hari sebelumnya sebuah kolam berukuran 1x6 meter telah digali. Katanya sih untuk beternak ikan. Sering terjadi perdebatan ketika sampai pada jenis ikan apa yang akan dipelihara. Ikan emas, lele, dan lain-lainnya sampai pada ikan yang tidak masuk akal jika yang mengusulkan memiliki otak yang juka sedikit “tidak masuk akal”.

Pada sebuah malam sebelum pelaksanaan SMPTN (Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri), tiba tiba muncul pikiran untuk menjadi tukang parkir. Beberapa anggota tampak pesimis mendengar ide itu. Namun tidak untuk Fahri yang mengusulkan hal tersebut. Dengar-dengar dari cerita senior dulu, mereka juga pernah sempat menjadi tukang parkir. Jadi ini bukan pengalaman pertama anak edelweis menjadi tukang parkir

Kertas HVS digunting menjadi delapan bagian untuk dijadikan kartu parkir, sekalikali ada yang mengetawai. Kertas kemudian distempel dengan stempel organisasi yang hanya menggunakan stengah bagian yakni hanya dengan kepala ayam (bagian dari lambang edelweis) karena ada yang protes jika menggunakan stempel edelweis secara utuh. Akhirnya diputuskan diganti dengan stempel panitia.

Bergerak pagi-pagi sekali tanpa tidur setelah menonton pertandingan piala dunia. Yang tidur dibangunkan dengan alas an bangun shalat shubuh. Ada juga yang datang setelah dihubungi walaupun pada saat kuliah tidak pernah muncul. Papan petunjuk yang telah ditulisi dengan tulisan “parkir” dipasang dan dipasang tali pembatas. Setelah itu melobi tukang parkir yang memang sudah ada dan akhirnya berhasil setelah lama membujuk dengan sistem bagi hasil yang telah disepakati.

Read more...

  © e-production